Kain beludru adalah bahan yang memiliki keunikan tersendiri. Simple namun elegan dan terlihat mewah meskipun tanpa hiasan apa-apa. Kain ini banyak digunakan untuk membuat berbagai jenis pakaian wanita. Kebaya, bolero, dress, rok adalah contoh pemanfaatannya namun banyak juga digunakan untuk aksesoris.
Bandana, brooch, pita, ikat rambut juga sering memanfaatkan potongan beludru. Hanya dengan dibentuk sesuai aksen tertentu seperti bunga, kupu-kupu dan lainnya beludru tampil menarik. Karakteristik ini sering disamakan dengan kain velvet karena sama-sama memiliki efek mengkilap. Berikut adalah perbedaan keduanya supaya tidak salah memilih.
Kain Beludru Vs Kain Velvet
Dilihat dari karakteristiknya beludru memiliki sedikit kemiripan dengan kain velvet yaitu halus, lembut, berbulu dan berkilau. Tetapi kain velvet lebih memiliki sifat jatuh yang lebih goyor jika dibanding beludru. Digunakan sebagai dress lebih membentuk lekuk tubuh dibanding beludru. Bulu pada beludru lebih terasa saat diraba.
Velvet memiliki tekstur lebih halus dibanding beludru. Jika diraba menggunakan tangan tidak akan berjejak pada permukaan kainnya. Velvet lebih nyaman di kulit dibanding beludru meskipun keduanya sama-sama aman dari iritasi. Velvet lebih adem dan empuk ketika digunakan dan lebih tipis. Maka sering digunakan sebagai kerudung.
Kain beludru lebih kaku dan tebal jika dibanding velvet. Lebih banyak digunakan untuk pakaian atau dress dan aksesoris. Beludru tidak cocok digunakan sebagai kerudung karena akan terasa tebal di kepala. Menyebabkan sedikit berat karena lipatannya menghasilkan tumpukan lebih tebal dan sirkulasi udara kurang didukung.
Beludru lebih dahulu dikenal di masyarakat Indonesia. Sejak jaman dulu sudah digunakan oleh para wanita untuk membuat pakaian kebaya maupun pakaian kebesaran para bangsawan jawa. Hingga saat ini masih dilestarikan pemanfaatannya sebagai salah satu bahan kebaya paling nyaman.
Sedangkan velvet mulai terkenal sejak ramainya fashion muslimah. Kain velvet naik daun karena banyak digunakan sebagai kerudung dan gamis. Velvet juga digunakan sebagai inner pakaian kebaya brokat. Karena lebih tipis seringnya velvet tidak berdiri sendiri sebagai bahan pembuat pakaian. Tetapi dikombinasikan dengan bahan lain.
Pada awal kemunculannya kedua kain merupakan hasil dari penggunaan sutera. Namun berbeda pada proses pembuatannya. Beludru menggunakan teknik penumpukan dua bahan kemudian dipotong. Setelah itu bulu yang terbentuk dari hasil proses ini dipotong kembali untuk menyamakan panjang pendeknya.
Velvet dibuat dengan teknik menggabungkan atau menumpuk dua bahan. Kemudian dipelintir sehingga tampak sebagai 2 bahan berbeda dalam 1 kain. Velvet tidak melalui proses pemotongan dan perapian bulu. Dalam proses pewarnaan keduanya sama yaitu mencelupkan pada pewarna tekstil khusus yang berkualitas.
Beludru memiliki unsur rayon di dalamnya, sehingga lebih menyerap keringat. Jika dilihat secara seksama beludru lebih berpori jika dibandingkan kain velvet. Lebih breathable sehingga dipilih sebagai pakaian yang bisa digunakan untuk siang hari. Beludru tidak memerlukan inner jika digunakan untuk pakaian.
Velvet, jika ingin digunakan untuk rok atau dress dibutuhkan inner. Jika menggunakan satu lapis saja akan membentuk lekuk tubuh dengan jelas karena lebih tipis. Selain itu lebih terasa panas dan gerah karena kurang menyerap keringat. Velvet lebih cocok digunakan untuk acara malam hari.
Dari segi harga keduanya sangat relative sebab tergantung dari tebal tipis dan material pembuatnya. Tetapi secara umum beludru lebih mahal jika dibanding velvet. Cara perawatan lebih sulit dan variasi warnanya lebih sedikit jika dibanding velvet. Tetapi antara kain beludru dan kain velvet memiliki keunikan sendiri.