Kain furing untuk jaket digunakan sebagai pelapis bagian dalam. Tujuan utama menggunakan furing pada jaket adalah untuk menjaga kenyamanan pemakaian sehingga tidak terlalu panas. Meskipun pada dasarnya jaket digunakan untuk menghangatkan tubuh tetapi seringnya menyebabkan gerah berlebih karena bahannya tidak menyerap keringat.
Kain yang digunakan untuk melapisi bagian dalam jaket ada bermacam jenis. Masing-masing memiliki kelebihan sesuai karakteristiknya. Bahan furing tipis, licin berguna untuk memberikan efek sejuk sesuai untuk pemakaian sebagai pelengkap fashion. Bahan yang memberikan efek hangat cocok digunakan pada musim dingin, berikut penjelasan lengkapnya.
Jenis Kain Furing untuk Jaket Bagian Dalam
Jaket merupakan salah satu jenis pakaian yang wajib dimiliki setiap orang. Sebagai perlindungan baik pada saat musim dingin maupun ketika panas terik. Memilih jaket bukan hanya dari segi kualitas bahan utamanya saja tetapi juga perlu diperhatikan kenyamanannya. Furing sebagai inner berperan penting dalam hal ini.
Pemilihan bahan furing harus disesuaikan dengan tujuan penggunaan jaket. Untuk menjaga tubuh agar tetap hangat bisa digunakan bahan polar. Bahan ini karakteristiknya mirip wool sering digunakan untuk dalaman jaket para pendaki gunung. Bahannya terbuat dari kapas yang menyerap keringat namun menimbulkan efek hangat.
Bahan polar sangat lembut meskipun tebal sehingga nyaman dan aman digunakan. Meminimalisisr iritasi kulit karena gesekan berulang. Bisa digunakan untuk dalaman jaket anak-anak. Meskipun agak tebal dibanding jenis bahan furing lainnya tetapi bahan polar cukup ringan.
Kain jala sudah umum digunakan sebagai inner. Untuk jaket bahan ini tidak menimbulkan hangat atau sejuk, netral namun menambah kerapian jahitan jaket. Biasanya digunakan sebagai inner jaket parasut. Selain sebagai inner jaket, kain jala juga digunakan untuk lapisan dalam saku celana terutama yang berbahan parasut.
Bentuknya seperti jala ikan, jalinan serat kainnya tidak rapat dan berbentuk lubang-lubang. Memungkinkan sirkulasi udara lancar sehingga menimbulkan efek sejuk ketika dipakai meskipun di siang hari. Sifat jaket parasut cenderung panas sehingga kain jala dapat menetralisir.
Bahan katun, 100% terbuat dari kapas alami. Sifatnya halus, breathable, menyerap keringat, cukup nyaman digunakan sebagai inner. Umumnya bahan katun polos yang digunakan sebagai furing namun ada juga motif kotak-kotak. Kain furing ini cocok digunakan untuk jaket fashion yang digunakan sehari-hari.
Satin asahi dengan karakteristik licin, halus, tipis dan ringan juga dimanfaatkan sebagai furing jaket. Bahan ini umumnya menimbulkan rasa panas dikulit karena terbuat dari polyester. Bahan asahi selain digunakan untuk jaket juga sebagai furing pada blazer. Menambah kerapian dan membantu jahitan blazer lebih presisi.
Agak kasar jika dibandingkan dengan bahan furing lainnya namun tetap nyaman digunakan. Furing berbahan asahi banyak digunakan sebagai inner mantel bulu. Bagi mereka yang tinggal di daerah beriklim dingin bisa digunakan setiap hari. Tingkat ketebalannya pas untuk bahan mantel.
Furing dormeuil karakteristik bahannya halus namun tebal. Digunakan untuk menambah hangat tubuh sekaligus membuat kain utama lebih rapi. Biasa digunakan untuk furing blazer karena lembut dikulit dan tidak pengap. Menyerap keringat dengan baik sehingga ketika lembab akan kering dengan cepat.
Furing ini cukup banyak diminati karena selain membuat jaket lebih rapi dan nyaman juga ekonomis. Harganya sangat terjangkau tetapi kualitasnya cukup bagus sebagai bahan lapisan bagian dalam. Dormeuil asli memiliki cap atau stamp disetiap cmnya. Terdapat ketebalan berbeda kain furing disesuaikan dengan jaket atau blazer.