Menggunakan kain furing sebagai bahan membuat pakaian bukan hal mudah. Pastinya banyak pertimbangan yang harus diperhatikan. Sebab dilihat dari karakteristiknya kain furing memiliki berbagai kelemahan jika digunakan sebagai bahan utama membuat pakaian. Sangat berbeda dengan kain pada umumnya seperti katun, toyobo, spandek, woflis dan sebagainya.
Membuat pakaian yang paling utama harus nyaman digunakan, sesuai dengan suasana apakah santai atau formal. Kenyamanan dalam berpakaian takk lepas dari peran bahan pembuatnya. Meskipun secara estetika menarik tetapi jika pemakainya tidak nyaman tidak akan banyak dilirik konsumen. Hal ini harus diperhatikan ketika memanfaatkan furing.
Kain Furing untuk Baju
Memanfaatkan furing untuk baju harus disesuaikan dengan bahan utamanya. Masing-masing bahan furing memiliki karakteristik berbeda tidak semua cocok untuk satu jenis kain. Sebaiknya konsultasikan dengan penjual sebelum memilih bahan furing. Manfaatkan rekomendasi dari pengalaman konsumen sebelumnya jika belum percaya diri mencoba kombinasi baru.
Furing dibutuhkan pada kain yang tipis. Tujuannya untuk menambah ketebalan bahan utama tersebut sehingga tidak tampak menerawang. Bahan tipis dan jatuh goyor memang sangat digemari karena menghasilkan potongan anggun untuk dress. Tetapi pada sebagian orang kurang percaya diri ketika mengenakannya.
Furing dapat menyempurnakan keindahan dress maupun rok yang tipis, ringan dan jatuh goyor tersebut. Selain itu juga memfasilitasi bagi penggunaan gamis. Lebih aman dan menutup aurat dengan baik namun tetap kekinian. Selain pada gamis furing juga bisa digunakan pada kerudung.
Menggunakan kain utama yang sifatnya menahan panas perlu diaplikasikan furing. Beberapa kain memiliki tekstur rapat dan mengkilap sehingga tampak elegan ketika dikenakan. Tetapi kelemahannya adalah menimbulkan gerah dan panas jika digunakan siang hari atau dalam waktu lama.
Solusi paling tepat adalah menggunakan dalaman berupa furing yang nyaman. Pilih furing dari bahan katun yang tipis dan breathable. Sehingga dapat menyerap keringat dari permukaan kulit yang bersentuhan langsung. Tampil elegan namun tetap nyaman selama mengenakan pakaian tersebut.
Furing juga diperlukan untuk bahan yang membentuk lekuk tubuh. Meskipun terlihat seksi menonjolkan kelebihan tubuh tetapi tidak semua orang menyukainya. Terutama bagi yang berhijab, sangat menghindari bahan jatuh dan membentuk lekukan tubuh. Maka ditambahkan furing dari dalam supaya lebih tebal dan mengembang.
Ciri-Ciri Furing yang Bagus
Kain furing yang bagus adalah tipis, lembut dan menyerap keringat sehingga nyaman digunakan. Ciri ini bisa didapatkan dari bahan ero, yaitu bahan yang umum digunakan sebagai seragam sekolah. Kualitasnya standar, tipis, berpori, warna putih biasa digunakan sebagai baju kemeja seragam sekolah dengan harga terjangkau.
Kain asahi memiliki karakteristik halus namun sedikit panas karena dibuat dari 100% polyester. Asahi dimanfaatkan sebagai furing pada baju brukat dan bahan tipis lainnya. Efek agak mengkilapnya menjadikan bahan brokat tampil lebih hidup dan mudah dijahit. Kain ini mengurangi tampilan lekuk tubuh pada penggunaan dress.
Kain dormeuil sering digunakan untuk kantong jaket. Karakteristiknya tipis, licin, halus meskipun tidak menyerap keringat dengan baik tetapi nyaman digunakan. Kain ini sangat terjangkau dengan harga tidak lebih dari Rp10.000/meter. Kualitasnya berada dibawah kain ero dan asahi maka penggunaannya tidak sebanyak kedua kain tersebut.
Kain tricot, meskipun fungsinya seperti vaselin yang ditempelkan pada bahan utama pakaian tetapi bisa juga sebagai furing. Menambah ketebalan sehingga memudahkan penjahitan pada bahan licin. Selain itu kain furing ini juga menjadikan bahan pakaian lebih rapi dan presisi.