Posted on Leave a comment

Plus Minus dari Kain Polycotton, Masih Tertarik?

Kain polycotton diminati oleh para pecinta fashion jilbab. Material ini banyak ditemukan melalui online shop dan marketplace sebagai bahan pembuat gamis dan jilbab. Memiliki keragaman warna yang kaya sehingga memberi kemudahan calon konsumen dalam memilih. Karakteristiknya yang merupakan perpaduan bahan sintetis dan alami sangat unik.

Setiap kain memiliki fungsi yang berbeda. Ada yang memang digunakan khusus membuat pakaian. Dan banyak juga yang pemanfaatannya lebih luas misalnya sebagai dekorasi, aksesoris, inner, seragam olahraga, seragam lapangan dan sebagainya sesuai karakteristik bahan. Pemanfaatan kain ini mengacu pada kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.

Kelebihan Kain Polycotton

Polycotton merupakan bahan yang dihasilkan dari campuran serat sintetis polyester dan kapas. Sifat yang paling mudah dikenali adalah jatuh ketika dikenakan. Kelebihan ini dimanfaatkan para produsen fashion untuk membuat jenis pakaian wanita yang flowy. Misalnya rok, gamis, dress dan jilbab.

Meskipun terdapat unsur sintetis yang merupakan hasil sampingan pengolahan minyak bumi tetapi polycotton tidak bersifat panas. Campuran katun atau kapas di dalamnya menetralisir efek panas polyester. Bahan polycotton lebih ramah digunakan sebagai pakaian hijab. Tidak menyebabkan gerah berlebih. Namun disarankan menggunakan bahan ini sesuai kondisi cuaca.

Tahan rendaman, ketika mencuci secara manual umumnya direndam terlebih dahulu menggunakan detergen dan air. Pada kain tertentu proses ini dapat merusak serat kain karena terlalu lama terpapar bahan kimia. Tidak halnya dengan polycotton karena sifat polyester tahan terhadap perlakuan seperti ini. 

Sifat bahannya lebih kuat dari katun, tahan terhadap pencucian dengan mesin. Tanpa takut tersangkut kemudian molor, pencucian bisa menggunakan putaran cepat. Permukaannya halus tidak berserabut tidak akan mudah tersangkut dengan serat pakaian dari jenis kain lain. Pencucian manual bisa menggunakan sikat cuci untuk menghilangkan noda.

Polycotton tahan terhadap serangan jamur. Jenis bahan tertentu umumnya mudah dihinggapi spora jamur yang didapatkan dari kelembaban berlebih dan tidak terurai serta bahan mudah menyerap. Bahan polycotton tidak mudah menyerap sehingga jamur atau bakteri tidak mudah menempel.

Ketahanan terhadap jamur juga meminimalisir bau pada saat tidak dipakai. Penyimpanan dalam lemari untuk waktu lama lebih aman. Lebih fleksibel, bisa menggunakan pewangi lemari khusus atau dibiarkan saja. Bahkan pada saat cuaca lembab di musim hujan tetap aman dari kontaminasi jamur.

Kekurangan Kain Polycotton

Kekurangan yang paling utama dari bahan polycotton adalah kemampuan menyerap keringat sangat rendah. Tidak cocok digunakan untuk pakaian sehari-hari di daerah tropis seperti Indonesia. Sebab lebih cepat menimbulkan gerah dan menahan kelembaban pada permukaan kulit. Akibatnya kulit akan terasa dingin dan tidak nyaman.

Jika digunakan pada siang hari dan berkeringat kain akan mudah bau. Bakteri pada tubuh yang bercampur dengan keringat mengakibatkan bau pada pakaian. Bau ini tidak dapat diuapkan keluar sehingga tertahan pada kain. Jika pencucian tidak dilakukan dengan tuntas maka bau akan terbawa hingga proses penyimpanan.

Lebih licin dibanding voal ataupun bahan katun pada umumnya. Jika akan menggunakannya sebagai jilbab perlu menggunakan dalaman supaya tidak mudah berantakan dan jatuh. Begitu juga untuk baju atasan maupun rok, diperlukan furing agar lebih nyaman dan tidak mencetak lekuk tubuh.

Secara umum kekurangan maupun kelebihan bahan polycotton memiliki fungsi tersendiri dalam pemanfaatannya. Bisa disesuaikan penggunaannya dengan kondisi cuaca agar tetap nyaman selama beraktivitas. Kualitas setiap bahan sesuai dengan kualitas yang ditawarkan. Begitu pula kain polycotton yang terkenal dengan harga terjangkau untuk semua kalangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *